Kalau bukan karena Krystal, Kai tidak mungkin akan duduk di
sini. Di salah satu kuda yang ada di komidi putar. Awalnya Kai sudah menolak
mentah-mentah, tapi Krystal merajuk. Yah, Kai mana tega kalau Krystal sudah
mohon-mohon begitu.
Sebenarnya ia malu. Bagaimana tidak? Anak-anak kecil yang ada
di amusement park ini memerhatikannya.
Tidak hanya anak kecil, orang dewasa juga. Yah, tapi biarlah. Toh ia naik wahana
ini dengan Krystal.
Kai tidak paham dengan pikiran gadisnya itu. Katanya sih,
gadis itu ingin naik semua wahana yang ada di sini. Awalnya Kai mengiyakan
saja. Karena ia pikir, komidi putar ada dalam pengecualian. Tapi ketika baru
sampai sini, Krystal langsung mengajaknya untuk naik ini. Pemanasan, katanya.
Oh iya, mereka tidak cuman berdua kok datang ke sini. Mereka
bersama Sehun dan Sejeong. Double date,
istilah kerennya. Sebenarnya sih, bukan itu alasan utamanya. Krystal mengajak
Sehun dan Sejeong supaya lebih mudah jika ingin berfoto dengan Kai. Sehun
Sejeong sih mau-mau saja. Karena pada akhirnya Krystal juga akan memotret
mereka berdua juga. Simbiosis mutualisme.
“Kau jangan takut, ya!” ejek Krystal begitu mesin
dinyalakan.
“Mana ada aku takut. Dudukmu yang benar, tuh.” Kai
mengomentari posisi duduk Krystal. Bukannya duduk menghadap depan, gadis itu
justru duduk menyamping. Menghadap pada Kai.
“Aku pakai rok. Susah. Tak apa, lagipula ini tidak
kencang-kencang kok berputarnya.”
“Baiklah, terserah kau saja.”
“Kai! Krystal! Senyum!” Panggil Sehun.
Keduanya dengan kompak menoleh ke arah Sehun. Berharap
kamera ada di sana. Tapi faktanya, Sehun hanya tertawa. Karena kamera tidak
dipegang oleh lelaki tinggi itu. Kamera justru dipegang oleh Sejeong, yang
tidak tahu di mana keberadaannya.
Komidi putar itu kini mulai berputar, makin lama makin
kencang. Krystal masih terlihat santai. Ia sepertinya sangat menikmati. Berbeda
dengan Kai. Lelaki itu memegang kudanya kencang-kencang, takut kalau tiba-tiba
jatuh. Karena sungguh, kepalanya sangat pusing bukan main.
Karena Kai ingin terlihat baik-baik saja, maka ia tetap
memaksakan senyumnya. Yah, begitu terus sampai akhirnya putarannya makin lambat
makin lambat, lalu berhenti.
“Kau ketakutan, kan tadi?” todong Krystal ketika mereka
berdua turun.
Kai menggeleng kuat-kuat, “Tidak. Aku biasa saja.”
Krystal hanya mengangguk-angguk, lalu keduanya berkumpul
lagi dengan Sejeong Sehun.
Kai akhirnya bisa bernapas lega. Yah, ia pikir penderitaan
dan rasa malunya hanya berakhir sampai situ. Tapi perkiraan lelaki itu salah.
***
“AYAH! Kok ayah naik kuda-kudaan sih kaya anak kecil? Sama
mama lagi!” kata seorang anak laki-laki
berusia tiga tahun.
“Iya ih ayah katanya anak cowok harus keren, tapi ayah
sendiri nggak keren? Gimana sih?” sahut anak laki-laki yang ada di sampingnya.
Mendengar pertanyaan itu, Kai hanya bisa diam dan mengumpat dalam hati.
0 komentar:
Post a Comment