Cha Eunwoo senang bukan main. Bagaimana tidak? Gadis yang
diidam-idamkannya selama setahun terakhir ini mengirim pesan padanya. Pesan
yang sepertinya sudah dibaca ratusan kali oleh lelaki itu. Sebenarnya, ini
bukan kali pertama seorang Kim Sejeong mengirim pesan pada Cha Eunwoo. Gadis
itu sudah ribuan kali bertukar pesan pada Eunwoo. Tapi kali ini beda. Jika
biasanya mereka hanya membicarakan soal kepentingan organisasi, kali ini tidak
sama sekali. Kira-kira begini pesannya.
Eunwoo, hari ini kau
bisa tidak jika menemuiku di kafe depan universitas? Berdua saja, ya. Aku ingin
bicara penting.
BERDUA SAJA YA.
Eunwoo mengulang-ulang kalimat itu. Ia bahkan sampai
menggosok-gosok matanya, takut bahwa itu hanya ilusi belaka. Tapi berulang kali
ia membaca, kalimat itu tetap sama. Membuat seorang Cha Eunwoo girang bukan
kepalang.
Pesan yang memberikan efek kupu-kupu berterbangan pada perutnya itu dibalas begini olehnya;
Bisa. Pukul berapa?
Tanpa menunggu lama, balasan dari gadis itu langsung datang;
Empat sore, ya. Aku
tunggu!
***
Karena ingin tampil sempurna di hadapan Sejeong—ehm, ya
meskipun tampilan Eunwoo selalu sempurna sih sebenarnya—Eunwoo sampai
menghabisakan waktu selama setengah jam hanya untuk memilih pakaian. Dan
setengah jamnya lagi untuk berkaca. Yah, begitulah jika orang sedang dimabuk
asmara.
Merasa penampilannya sudah sempurna, Eunwoo langsung mengambil
kunci motor dan helmnya.
“Mau ke mana?” tanya Mina ketika melihat kakaknya terlihat
lebih rapi dari biasanya.
“Berkencan!” jawabnya asal.
“Memang kau punya pacar, Kak?” tanya Mina bingung.
Sepengetahuannya, Cha Eunwoo memang digemari oleh banyak gadis. Tapi sang Kakak
tidak pernah bercerita bahwa ada gadis yang ia gemari.
Bukannya menjawab, Eunwoo hanya melambai dan berseru, “DAH!”
***
“Hai,” sapa Eunwoo setelah duduk di hadapan Sejeong.
Sejeong tersenyum, ia lalu memberikan sebuah kotak pada
Eunwoo. Eunwoo membukanya, dan melihat ada kue di sana. Seperti kue ulang
tahun. Dan di atasnya terdapat tulisan—
SEBENTAR!
INI EUNWOO TIDAK SALAH BACA, KAN?—
I love you.
SUNGGUH. Eunwoo melihat tulisan itu. Jadi, Selama ini
Sejeong juga menyimpan perasaan padanya?
“Woo, itu—“
Sebelum membuat Sejeong yang menyatakan perasaan duluan,
Eunwoo langsung memotong perkataan Sejeong. Ini adalah kesempatannya untuk
menyatakan perasaan. Yah, kapan lagi?
Eunwoo menarik napasnya dalam-dalam, mengendalikan jantung yang tiba-tiba—setelah
membaca tulisan yang ada di kue—berdetak tak karuan.
“I love you too, Sejeong.”
Bukannya terlihat senang, Sejeong justru bingung.
“A-anu, itu,” Sejeong memberi jeda. “Itu dari Chaeyeon. Ia
terlalu malu untuk memberikannya sendiri padamu.”
Cha Eunwoo hanya diam. Ia tidak mampu berkata-kata.
Jangan tanya betapa malunya Cha Eunwoo sekarang. Ingin rasanya
menggali lubang dan membenamkan dirinya di sana.
0 komentar:
Post a Comment