[Fanfiction] A for Accident





Biasanya, sebuah kecelakaan akan menimbulkan perasaan tidak menyenangkan bagi yang mengalami. Tapi, berbeda dengan yang dialami Song Mino. Lelaki itu sangat senang dengan kecelakaan yang ia alami tiga bulan lalu.

Orang yang kecelakaan biasanya akan mendapatkan luka. Bahkan yang paling parah, orang bisa meninggal karena sebuah kecelakaan. Tapi yang dialami Song Mino sangat jauh berbeda dari itu. Bukannya mendapatkan luka, ia justru mendapatkan malaikat.

Sebelum kalian mulai bingung, begini ceritanya.

Kejadiannya tiga bulan lalu. Tepatnya, saat Mino baru saja pulang kerja. Lelaki itu sepertinya terlalu lelah, sehingga konsentrasinya berkurang. Dan ini sangat berdampak pada bagaimana ia menyetir mobil.

Ia berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja pada hari itu. Tapi pada nyatanya, ketika lelaki itu hendak parkir di basement apartemennya, sesuatu terjadi. Ia terlambat menginjak rem sehingga membuat mobilnya beradu dengan mobil yang ada di depannya.

Tidak terlalu kencang memang, tapi berhasil membuat mobil putih yang ada di depannya itu sedikit penyok. Yah, penyok sedikit atau banyak juga sama saja. Toh dua-duanya sama-sama harus diganti.

Mino panik setengah mati. Bukannya ia takut mengganti, daripada takut kehilangan uang, ia lebih takut jika ia kehilangan kesadarannya. Bagaimana jika ternyata si empunya mobil adalah sekumpulan preman? Atau mungkin seorang pembunuh bayaran?

Pikiran-pikiran buruk mendominasi otak lelaki itu. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya. Berusaha semaksimal mungkin untuk tidak terlihat panik.

Song Mino menghitung dalam hati. Sebentar lagi sang empunya mobil pasti keluar. Dan benar saja. Pada hitungan ke dua, pintu mobil terbuka. Seseorang turun. Sungguh, seseorang yang turun itu sama sekali berbeda dengan apa yang ia pikirkan.

Bukannya merasa takut, lelaki itu justru terpesona dengan si empunya mobil. Sampai-sampai ia lupa bahwa ia harus turun dari mobil juga, untuk meminta maaf dan bertanggung jawab atas kelakuannya.
Ketukan di kaca mobil membuat ia sadar apa yang harus dilakukan. Lelaki itu segera turun dari mobil.

***

“Mino!” perempuan di depannya memanggil. “Kau ini memikirkan apa, sih?”

Mino mengerjapkan matanya. Ia tersadar dari lamunannya.

Ngomong-ngomong, Mino sekarang sedang makan dengan Irene—seorang model sekaligus kekasihnya.

“Aku teringat bagaimana awal kita bertemu.”

0 komentar:

Post a Comment