[Fanfiction] Mirror


Bagaimana jika tiba-tiba semuanya mengabaikanmu? Menganggapmu seolah tidak ada? Padahal kau jelas-jelas ada di antara mereka? Yah, mungkin bagi orang-orang yang biasa diabaikan, ini adalah hal biasa. Tapi, bagaimana jika ini dialami oleh orang yang biasanya menjadi sorotan? Seperti yang Sejeong alami saat ini.

Sejeong, seorang gadis yang aktif dalam organisasi, terkenal kritis dan sering menanyakan pertanyaan-pertanyaan di luar pemikiran mahasiswa lain, membuatnya terlihat menonjol. Terlebih lagi, parasnya yang cantik seolah membuat dirinya menjadi gadis idaman.

Gadis itu sering mengikuti event event yang diadakan universitas, baik menjadi panitia maupun hanya sebagai peserta. Kemampuannya dalam bernyanyi juga berhasil membuatnya menjadi salah satu anggota paduan suara universitas. Yah, bisa dibilang ia hampir sempurna.

Dalam setiap langkahnya di lorong kampus, hampir tidak ada yang tidak mengenalnya. Ia bagai seorang bintang. Karena ia terkenal ramah,  banyak orang yang suka menyapanya. Tapi hari ini, sebuah keanehan terjadi.

Kejadian awalnya bukan berawal dari kampus. Tapi dari rumahnya. Biasanya, sebelum kedua orang tua dan kakaknya pergi bekerja, Sejeong akan dibangunkan terlebih dahulu, lalu diajak sarapan bersama. Tapi kali ini tidak. Saat Sejeong bangun, kedua orang tuanya sudah tidak ada di rumah. Pun dengan kakaknya.

Gadis itu bahkan hampir terlambat datang ke kampus karena tidak ada yang membangunkannya. Ia jadi tidak sempat untuk membubuhkan make up pada wajahnya. Yah, paling-paling ia hanya sempat memoles wajahnya dengan bedak. Tidak lebih.

Itu keanehan pertama. Selanjutnya, saat di kampus. Hampir tidak ada yang menyapanya sama sekali. Ini sungguh aneh. Baiklah, mungkin hari ini orang-orang terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing, sehingga tidak sempat untuk memerhatikan sekitar. Jadi saat Sejeong lewat, mereka tidak menyadarinya.
Begitulah yang dipikiran gadis itu. Ia barusaha positive thinking.

Tapi keanehan selanjutnya membuat semua pikiran positif yang ada di benak Sejeong hilang terbawa angin. Saat masuk kelas—seperti biasa—ia menyapa Jennie dan Joy. Biasanya, keduanya akan membalas sapaannya, atau setidaknya tersenyum pada gadis itu. Tapi kali ini tidak. Jennie dan Joy tetap berbincang, mengabaikan sapaan Sejeong seolah-olah gadis itu tidak pernah menyapanya.
Sejeong bingung setengah mati. Ia sama sekali tidak mengerti kenapa semuanya menjadi seperti ini. Apakah sebelumnya ia melakukan kesalahan besar pada kedua sahabatnya? Pada keluarganya? Tapi Sejeong yakin betul, sampai kemarin, tidak ada yang salah dengannya. Semuanya berjalan lancar seperti biasanya.

Sejeong juga tahu, bahwa hari ini bukanlah hari ulang tahunnya. Lalu apa alasan kedua sahabatnya mengabaikannya?

***

“Sejeong?”

Sejeong yang sedang asyik memandang rintik-rintik hujan di luar restoran, menoleh ke arah lelaki yang memanggilnya tadi—Doyoung.

“Aku ingin jujur satu hal padamu.”

Sejeong mengernyit, ia sama sekali tidak tahu apa maksud dari kekasihnya itu. Jadi, selama tiga tahun berpacaran, kekasihnya menyembunyikan sesuatu?

“Kau menyembunyikan sesuatu dariku?”

Doyoung menaikkan salah satu sudut bibirnya ke atas, lalu mendengus. “Selama ini kau tidak sadar?” Lelaki itu mengeluarkan sebuah topi bundar berwarna hitam yang entah asalnya dari mana.
Im not human, im grim reaper.”

***

Sejeong terbangun. Ah, syukurlah itu tadi hanya mimpi. Saat ini ia tidak sedang berada di restoran bersama Doyoung, melainkan masih ada di ruang kelas. Dan saat ini, masih ada dosen yang memaparkan sebuah materi. Lagipula, mana mungkin sih kekasihnya itu seorang malaikat pencabut nyawa? Yang benar saja.

Gadis itu melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia hanya tertidur lima belas menit. Ia melihat proyektor sejenak, lalu mendapati bahwa materi yang sedang dipaparkan tidak terlalu sulit.

Sebaiknya aku cuci muka dulu.

Sejeong pergi keluar kelas, menuju kamar mandi. Gadis itu menyalakan keran air, lalu mencuci tangannya. Merasa tangannya sudah bersih, gadis itu lalu membasuh wajah. Ia memandang ke arah cermin, ingin memastikan bahwa wajahnya baik-baik saja meskipun tanpa make up.

Tunggu, kenapa bayanganku tidak muncul di cermin?

FIN


0 komentar:

Post a Comment