[Fanfiction] C for Coffee




Kali ini, Lee Taeyong—gebetan baru Jisoo—hendak datang ke rumahnya. Bukan untuk main—lebih-lebih mengajak kencan, tapi untuk mengerjakan tugas. Kebetulan, mereka ada di kelas yang sama. Dan kebetulannya lagi—sepertinya semesta melakukan konspirasi—dosen menunjuk Lee Taeyong dan Kim Jisoo untuk berpartner.

Mengetahui hal tersebut, Jisoo seperti mendapat durian runtuh. Ia senang bukan kepalang. Apalagi ketika Taeyong mengatakan bahwa mereka akan mengerjakan tugas di rumah Jisoo, alih-alih di perpustakaan.

Kata Taeyong, di perpustakaan kurang asyik. Mereka tidak bisa bebas berdiskusi karena yah, kau tahu sendiri kan bagaimana keadaan di perpustakaan? Mereka harus tenang. Terlebih lagi, pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman.

Taeyong tidak mau kelaparan saat mengerjakan tugas, katanya. Maka, akhirnya Taeyong memutuskan untuk mengerjakan di rumah Jisoo.

Jisoo hari ini terlalu antusias. Ia bahkan sudah berkaca selama satu jam, demi menemukan baju yang pas untuk dia pakai hari ini. Dan juga, ia sampai pusing sendiri memilih jepit rambut yang pas dengan warna bajunya.

Sungguh, Jisoo ingin mendapat kesan pertama yang baik di mata Taeyong. Oleh karena itulah dia melakukan semua ini. Kim Seokjin—kakak Jisoo—bahkan sampai geleng-geleng kepala melihat kelakuan adiknya.

“Kau ini mau kerja kelompok atau kencan, sih?”

“Diam! Aku sedang berkonsentrasi memilih jepit rambut, tahu!” protes Jisoo. “Ah iya, sebaiknya nanti kau di kamar saja. Jangan mengganggu!”

“Memang aku mau bermain game, kok. Lagipula kurang kerjaan sekali aku mengganggumu.”

“Biasanya juga begitu.”

***

“Kau mau minum apa?” tanya Jisoo setelah Taeyong duduk di sofa.

Taeyong terlihat berpikir. “Kopi?” Ia berdeham. “Itu pun kalau kau tidak keberatan untuk membuatkannya, sih.”

“Ah, tentu saja aku tidak keberatan.” Jisoo tersenyum canggung. “Sebentar, ya.” Gadis itu kemudian berjalan ke dapur. Ia ingin membuatkan kopi yang enak untuk seorang Lee Taeyong. Sekali lagi, ia harus menciptakan kesan yang baik untuk lelaki itu.

***

“Ini,”Jisoo meletakkan secangkir kopi tepat di hadapan Taeyong yang sedang membaca buku catatan miliknya.

“Terimakasih.” Taeyon menghentikan aktivitasnya, dan segera menyeruput kopi buatan Jisoo. Ekspresi Taeyong langsung berubah ketika kopi itu beradu dengan lidahnya. Bukan, ini jelas bukan ekspresi yang menyenangkan.

“Kenapa?”

“Kok kopinya asin?”

SIAL.

Sepertinya Jisoo gagal untuk memperlihatkan kesan pertama yang baik di depan Taeyong.


fin

0 komentar:

Post a Comment