Empat lelaki berkumpul di halaman rumah salah satu dari
mereka. Mereka sedang berpesta. Merayakan keberhasilan Mingyu–salah satu dari
mereka–naik jabatan. Meskipun ini perayaannya Mingyu, tapi lelaki campuran
asia-amerika macam Vernon itu rela halaman rumahnya dijadikan tempat perayaan.
Lelaki dengan tatapan paling tajam–Wonwoo–juga dengan senang hati membawakan daging mentah untuk dibakar. Jadi, Mingyu hanya cukup membeli soju saja. Kalau yang tertua–Scoups–tidak membantu apa-apa. Dia datang saja sudah bagus. Pasalnya, pekerjaan benar-benar membuatnya seperti mayat hidup. Berangkat saat matahari terbit, lalu pulang saat malam hampir habis.
“Bersulang!” teriak keempatnya sembari mengacungkan gelas isi soju milik
masing-masing.
Baru minum seteguk, ponsel mereka berbunyi–kecuali milik
Scoups–bersamaan. Ada notifikasi line. Mereka saling pandang. Lalu mengecek
ponsel masing-masing.
Wonwoo, yang semula duduk di samping Scoups kini merapat ke Vernon. Lelaki itu
menyenggol lengan Vernon. Sementara yang disenggol hanya melongo.
Mereka bertiga–Vernon, Wonwoo, Mingyu–saling berpandangan,
lalu memandang Scoups.
“Kenapa? Aku hanya menggantikannya untuk menemani kalian.”
“Kak Scoups,” Mingyu gemetaran. Celananya sudah basah.
Dua teman lainnya sudah tidak sadarkan diri. Mingyu ikut pingsan.
Omong-omong, mereka semua mendapat pesan yang sama; Maafkan
aku karena tidak bisa datang ke pesta Mingyu. dari Scoups.
0 komentar:
Post a Comment