Hanbin melirik jam tangannya. Sudah lima belas menit ia
membuat Hayi menunggu. Rasa bersalah diam-diam menggerogoti dirinya, seharusnya
ia tidak mengajaknya janjian di taman. Apalagi cuaca sedingin ini. Maka jika
Hanbin tidak menemukan Hayi di sana, Hanbin tidak akan marah. Ia akan memaklumi
gadisnya itu.Tapi ternyata Hayi ada di sana. Setia menunggunya.
“Maaf membuatmu menunggu.” kata lelaki itu lirih.
“Aku yang harusnya minta maaf.” Kata Hayi.
Hanbin bingung, “Kenapa?” perasaannya mulai tidak enak.
“Lebih baik kita akhiri saja, Bin.”
Hanbin tercekat. Dunia seolah mendadak berhenti. Kakinya
lemas. Mungkin jika Hanbin sedang berdiri, lelaki itu akan langsung jatuh ke
tanah.
Kepalanya bertaya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, tapi ia
sepertinya sudah tahu. Kesibukannya. Karena itu adalah satu-satunya hal yang
selalu membuat mereka bertengkar.
“Bin? Maaf, ya.”
Hanbin mengangguk, “Tak masalah.”
Cih. Tak masalah katanya. Padahal saat ini jantungnya sangat
sesak seolah ada batu yang dipaksa dimasukkan ke dalam sana. Pikirannya langsung
kacau. Ingatan-ingatan kebahagiaannya dengan Hayi langsung berputar di
kepalanya.
“Semoga kau selalu bahagia, Bin.” Hayi berdiri, tapi
lengannya ditarik oleh Hanbin. Membuat gadis itu kembali terduduk. Lelaki itu
langsung melingkarkan tangannya ke tubuh Hayi, menyenderkan kepalanya di pundak
kekasihnya—oh, ralat, mantan kekasihnya itu.
“Terakhir kali, Yi.”
***
Hanbin langsung tersadar dari lamuannya begitu Bobby
menyenggol lengannya. “Oi, ucapkan selamat sana. Tunjukkan kehadiranmu.”
Dengan pikiran kosong, Hanbin berjalan mendekati sang
pengantin. Ia terlihat sangat cantik. Ah, perempuan itu memang sudah sejak dulu
sangat cantik. Yang paling penting, ia terlihat bahagia. Senyumnya tidak pernah
secerah ini saat ia bersama Hanbin.
Hanbin tertawa kecil. Sepertinya Hayi sudah menemukan
laki-laki yang tepat.
“Selamat, ya!” dengan canggung, Hanbin bersalaman dengan
Hayi.
“Makasih. Aku senang kau datang.” Hayi tersenyum.
Hanbin balas tersenyum. Kini ia beralih ke pengantin pria.
“Jaga dia, ya.”
Lelaki itu tertawa. “Tanpa kau pinta pun aku akan selalu
menjaganya.”
FIN
ini dia pengantin yang menikah~
0 komentar:
Post a Comment