Kino membuka lemari. Betapa kagetnya dia saat mendapati
hanya tersisa satu sweater yang tergantung di sana.
“Jaketku yang lain ke mana?” tanyanya bingung—lebih kepada
diri sendiri.
Ah iya, dia ingat. Kemarin malam ia belum sempat ambil
bajunya di tempat laundry, karena ia
pulang terlalu larut akibat kerja kelompok.
Kino menghela napas, ia dilanda dilema berat. Ada dua
pilihan, dan keduanya sama-sama merugikan. Pilihan pertama, ia bisa mengenakan
sweater berwarna violet itu. Tapi ia harus menanggung malu bila mengenakannya.
Pilihan kedua, ia bisa kedinginan jika tidak mengenakan sweater itu. Yah, bisa
dibilang cuaca saat hari ini tidak terlalu hangat.
Sebenarnya pilihan pertama tidak terlalu merugikan sih. Hanya saja, ia terlalu gengsi untuk
mengenakan sweater itu. Bagaimana tidak, sweater itu adalah couple sweater dengan mantan gadisnya, yang kebetulan juga
sekelas dengannya di mata kuliah hari ini. Sialan, memang.
Kino berdecak, lelaki itu dengan terpaksa mengambil sweater
itu dan mengenakannya.
Tidak ada pilihan lain, ia tidak mau kedinginan. Ia juga
tidak memiliki waktu cukup untuk mengambil jaket-jaket lainnya di tempat laundry. Hari ini ada Quiz. Ia tidak mau
terlambat.
Hm, tidak apa-apalah. Toh ini hanya sweater polos berwarna
violet. Tidak ada motif atau apa pun. Dan yang lebih penting lagi, sweater ini
dibeli menggunakan uangnya. Bukan pemberian dari sang mantan.
***
“Kau balikan?” tanya Wooseok saat Kino hendak masuk kelas.
Lelaki jangkung itu berdiri di depan pintu, menghalangi Kino yang hendak masuk
kelas.
“Hah?” Kino menatap Wooseok, bingung. Ia menoleh ke
belakang. Siapa tahu yang dimaksud bukan dia. Tapi ternyata tidak ada
siapa-siapa lagi di sana. Lorong sepi. Meskipun ada orang, posisinya jauh.
Itupun sepertinya kakak tingkat.
Wooseok mengulangi pertanyaannya lagi. Kali ini menatap Kino
dengan penuh penasaran, “Kau balikan?”
Kino menunjuk dirinya, “Aku?”
Wooseok memutar bola mata, “Iya, bodoh. Siapa lagi
memangnya? Masa aku berbicara dengan angin?”
“Balikan dengan siapa?” Kino terlihat masih bingung.
Wooseok gemas. Lelaki jangkung itu menarik Kino supaya
berdiri di depannya. Lalu ia menunjuk seseorang yang menggunakan sweater yang
sama dengan Kino. Yah, siapa lagi kalau
bukan mantan kekasih Kino?
Elkie—teman sekelas mereka—yang kebetulan melihat arah
tangan Wooseok yang sedang menunjuk seseorang, langsung paham dengan apa yang
terjadi. Perempuan itu segera membuat keributan.
“WOOO! Yeeun balikan!” teriak Elkie tanpa tahu malu.
Semua mata langsung tertuju pada gadis yang sejak tadi
sedang bermain ponsel itu. Yeeun yang namanya dipanggil, langsung kaget dan
bingung mencerna apa yang terjadi.
“Lihat! Bajunya saja sudah couple!” kini Elkie menunjuk Kino.
Sial, ingin rasanya Kino kabur dari situ sekarang juga.
Sumpah, ia malu sekali. Lagipula kenapa sih, Yeeun juga harus memakai sweater
itu juga? Di hari yang sama pula.
Hampir saja Kino mengelak, tapi ia terpaksa membungkam
mulutnya lagi karena sang dosen sudah datang. Siap-siap saja, nanti pasti ia
dan Yeeun akan menjadi bulan-bulanan.
0 komentar:
Post a Comment