[Fanfiction] First Love


Jk | Suga | Jimin | RM | V
"Dont come near me, you'll be unhappy"
.
.
Min Yoongi terlahir 'sempurna'. Ia bisa berjalan dengan baik dan kelima indranya normal. Tidak ada cacat satu pun. Termasuk otaknya. Tingkat kecerdasannya juga normal.

Kehidupannya juga berjalan normal. Tapi itu hanya berjalan selama delapan tahun. Entah apa yang terjadi waktu itu, Yoongi tidak ingat jelas. Intinya, kedua orang tuanya saling berteriak satu sama lain, dan sang ayah tiba-tiba saja mengatakan bahwa sang ibu salah telah melahirkannya. Jika tak salah dengar, ada kata-kata aborsi yang terucap. Tapi entahlah, Yoongi tidak paham betul. Ia saat itu juga sedang berada di tengah mimpi indah.

Mulai umur delapan tahun, semuanya berubah. Tidak adalagi selamat pagi dan kecupan singkat di dahi saat ia bangun. Tidak ada lagi sepiring omelet saat ia akan berangkat sekolah, dan tidak ada lagi mainan baru yang selalu ayahnya belikan di sore hari tiap tanggal sepuluh.

Yoongi tiba-tiba menjadi sendiri. Kedua orang tuanya hilang entah ke mana. Yoongi ingat, saat pagi-pagi, ia terbangun dan mendapati rumahnya kosong. Hanya sebuah koper yang berisi pakaian miliknya, dan kasur lipat yang ia tiduri. Oh, tak lupa sedikit uang di dalam koper.

Beberapa hari setelah itu, sang ibu ditemukan tak bernyawa karena bunuh diri. Lalu seminggu setelahnya, sang ayah masuk penjara karena terkait kasus narkoba.

Dunia seolah berbalik. Dunia berubah menjadi tidak adil dan berubah menjadi neraka. Yoongi mati-matian menghidupi dirinya sendiri, tanpa ada yang peduli.
Yah, siapa juga yang tidak terlalu sibuk untuk mengurusi bocah delapan tahun yang bisa mandiri?

Dari umur delapan tahun, Yoongi mulai belajar banyak hal. Mencuci piring, menyapu, membersihkan kaca jendela, dan hal-hal lain yang bisa menghasilkan uang. Lelaki yang kini usianya hampir seperempat abad itu setidaknya sedikit bersyukur, karena ia masih mampu mengenyam pendidikan akibat beasiswa.

***

"Yoongi, kau mau satu kelompok denganku?" Tanya seorang gadis yang tidak ia kenal--tapi duduk di sebelahnya.

Sebelum sempat pertanyaan sang gadis terjawab, suara gadis lain masuk ke telinga Yoongi.

"Wendy! Kau sekelompok denganku saja. Jangan dengan orang gila seperti dia."

Hei, seenaknya saja dia bicara bahwa Yoongi gila. Jika ia gila, tentu saja ia tidak akan mampu duduk di bangku universitas ini. Ah, yang benar saja.

Yoongi tentu saja seratus persen waras. Hanya saja, Yoongi tidak pernah tersenyum. Yoongi tidak pernah berbicara jika bukan karena pertanyaan dosen atau karena presentasi di depan kelas. Yoongi tidak pernah berjalan dengan orang lain, dan Yoongi tidak kenal dengan siapapun di kelas ini. Oh satu lagi, Yoongi selalu sendiri meskipun itu tugas kelompok.

Selebihnya, Yoongi waras kok. Ia bahkan sering mendapat nilai bagus. Bekerja sendiri selama dua semester ini, tidak membuatnya kehilangan nilai A.

"Aku bosan denganmu, Seol."

"Seola! Kau denganku saja!"

"Kau kesambet apa sih, Wen? Yasudah. Aku dengan Taeil saja, ya?"

"Yoongi, kau mau kan?"

Yah, karena tidak ada pilihan lain, lelaki itu mengangguk.

***

"Kita berhasil mendapat nilai paling tinggi!" Wendy meloncat-loncat kegirangan.

"Tidak heran, kau bekerja sama denganku."

"Oke, oke." Wendy menoleh pada lelaki yang kini sedang meneguk soda. "TUNGGU! KAU BARUSAN BICARA PADAKU?!"

Yoongi mengangkat bahu. Lalu pergi meninggalkan gadis yang masih heboh sendiri.

"Yoongi, tunggu!" Wendy mengejar.

Yang dikejar tetap jalan dan sama sekali tidak berniat untuk mengurusi teman sekelasnya yang tidak jelas ini. Ia harus kerja paruh waktu.

***

"Kau bisa pergi tidak, sih?"

"Wow wow wow! Kau baru saja berbicara denganku lagi, Min Yoongi!"

Yoongi memutar bola mata. Lalu kembali menyemprotkan pembersih kaca pada jendela kafe. Ia bisa dengar, orang-orang yang memakai seragam yang sama dengannya beberapa waktu lalu membicarakannya dan mengatakan bahwa Wendy itu pacarnya.

Cih! Yang benar saja, aku pacaran dengan dia? Melihatnya saja sudah malas.

***

Ingatan-ingatan soal Wendy berputar kembali di otaknya, sambil menatap foto mereka berdua di mana Wendy tersenyum bahagia, sementara Yoongi--seperti biasa--hanya berwajah datar.

Yoongi, sekali lagi bersyukur, ia bisa memiliki cinta pertama seperti Wendy.
Ah, ia juga bersyukur meskipun ia ditelantarkan, tapi ia sempat memiliki sahabat semacam Park Chanyeol yang berhasil membangkitkannya dikala ia terpuruk.






Yoongi mengambil benda yang ia dapatkan secara ilegal.

"Dont come near me, you'll be unhappy."

Sebelum ada lagi orang-orang seperti orang tuanya, seperti Park Chanyeol--yang meninggal karena kecelakaan, dan seperti Wendy yang akhirnya dijodohkan dengan lelaki lain.

Sebelum semua orang berubah menjadi tidak bahagia, lelaki yang tahun depan umurnya genap seperempat abad, menarik pelatuk. Menimbulkan suara keras yang mampu didengar oleh orang-orang yang tinggal di rumah susun yang sama.

***

Calon pengantin wanita itu terlambat, aksi kaburnya sia-sia. Di balik pintu,  yang ia temukan hanya raga tak berjiwa.

FIN

///
Pemalang, 12 agustus 02:39 am. GATAU INI KENAPA AING GA BISA TIDUR MALAH BIKIN FF:(((
hhhh sepertinya kafein yang tadi jam sepuluh kuminum berpengaruh yha:( ga bisa tidur malah nulis beginian. Untung besok masi libur:)))))

0 komentar:

Post a Comment