Iseng, Taeyong membuka situs yang menurut kabar dari Yuta, bisa membawa keberuntungan. Katanya, kau bisa mendapat pasangan dari situs itu. Yah, tentu saja tidak instan. Harus ada konversasi dan sebuah pertemuan. Atau bahasa kerennya, kencan buta.
Jika kau berpikir Taeyong adalah jomblo ngenes, kau salah besar. Faktanya, lelaki itu punya banyak fans karena ketampanannya. Setiap hari banyak notifikasi masuk ke ponselnya, tentu saja notifikasi pesan dari perempuan-perempuan yang mengaku jatuh hati padanya. Bahkan saat valentine kemarin, banyak sekali hadiah sampai-sampai lokernya tidak muat menampung semuanya.
Lantas, kenapa Taeyong masih saja sendiri dan justru memilih untuk kencan buta? Entahlah, Taeyong juga tidak mengerti. Dari sekian banyak fans yang ia miliki, tak ada satu pun yang menarik perhatiannya. Di matanya, semuanya sama. Sama-sama mengganggu.
Taeyong melakukan ini juga karena ia lelah akan penggemar-penggemarnya, yang sepertinya tidak bosan-bosan memanggil namanya saat ia berjalan di koridor kampus. Selain itu, ketika ia sedang mengerjakan tugas di perpustakaan, para gadis tak henti-hentinya berbisik-bisik, menunjuk-nunjuk, dan tak jarang juga yang sengaja duduk tak jauh darinya untuk memperhatikan. Semua itu membuat konsentrasi Taeyong buyar, dan tentu saja ia merasa sangat terganggu.
"Selesai," Taeyong menutup situs itu dan mengambil ponselnya. Siap mengetikkan nomor ponsel yang baru saja ia dapatkan dari perempuan di situs tersebut.
Taeyong mengeklik tombol hijau, menempelkan benda persegi itu ke telinga kanannya.
"Halo,"
"Hai, kau lelaki yang di situs?" Tanya sebuah suara di seberang sana. Suara yang sepertinya tidak asing.
"Iya. Kapan kita bisa ..." Taeyong memberi jeda, "bertemu?"
Hening. Tidak ada jawaban dari seberang sana. Apa mungkin gadis itu ilfeel saat mendengar suara Taeyong? Atau, jangan-jangan gadis itu merasa Taeyong terlalu agresif langsung mengajaknya bertemu?
Pertanyaan-pertanyaan itu hilang ketika Taeyong mendengar sebuah suara.
"Besok?"
"Baiklah," ucap Taeyong tanpa pikir panjang.
Tunggu, apa? BESOK?
Baru saja lelaki itu hendak menolak tapi telepon sudah ditutup. Selanjutnya sebuah pesan berisi alamat dan jam pertemuan masuk ke dalam ponselnya.
***
Setelah mengetahui bahwa si pasangan memakai kemeja merah muda, Taeyong mendorong pintu kafe dan mendapati seseorang yang dikenalnya tengah duduk di salah satu meja, sambil mengaduk-aduk minuman di depannya.
Eksistensi gadis itu membuat Taeyong kaget setengah mati. Terlebih lagi, saat ia menyadari bahwa gadis itu memakai kemeja merah muda. Dwimaniknya segera menyusuri setiap sudut kafe, mencari gadis lain yang memakai kemeja merah muda tapi hasilnya nihil. Hanya gadis itu satu-satunya yang memakai kemeja merah muda.
Membaca situasi, lelaki itu memutuskan untuk kembali lagi ke mobil, dan membatalkan kencan buta tersebut. Ia buru-buru berbalik dan menjauh dari kafe. Tangannya merogoh saku untuk mengambil ponsel, mengetikkan sesuatu.
Sepertinya aku tidak bisa bertemu, ada acara mendadak.
Ah, apalagi yang bisa Taeyong lakukan selain berbohong? Lagipula jika ia mengatakan alasan sesungguhnya, itu lebih gila. Seharusnya Taeyong sudah sadar sejak suara tidak asing itu di telepon. Tapi lelaki itu mengabaikan suara tidak asing itu lantaran ia masih menyimpan nomor ponsel sang suara tidak asing-Ugh, untuk menyebutkan nama aslinya saja Taeyong malas. Siapa sangka nomor ponselnya sudah berubah?
Yah, tidak heran sih. Dua tahun sudah berlalu. Nomor ponsel Taeyong pun sudah berubah dikarenakan hangus.
"Lee Taeyong? Sedang ap--"
Gadis itu berhenti bicara, dikarenakan dering ponsel terdengar dari dalam sakunya.
Gadis di hadapan Taeyong itu--yang entah sejak kapan ada di sana--menautkan alisnya, lalu memandang lelaki di hadapannya--yang sedang menatapnya juga. Secara refleks, mulutnya sedikit menganga ketika sadar dengan apa yang sedang terjadi.
"Jangan bilang, kau--"
Taeyong mengangguk.
"APA?!"
"Segitu inginnya kah kau mencari penggantiku, Kim Jisoo?" Tanya Taeyong sinis.
Yang dipanggil Jisoo itu memutar bola mata. "Pertanyaan yang sama juga aku tunjukkan padamu, Lee Taeyong." Balas Jisoo tak kalah sinis.
Taeyong mendengus. Lelaki itu melangkahkan kakinya, meninggalkan Jisoo yang masih berdiri di sana.
Mendapat pasangan apanya? Yang ada justru membuka luka lama. Cih.
0 komentar:
Post a Comment