Hal yang paling memalukan. Ini sepertinya si pembuat
tantangan secara tidak langsung menyuruh gue untuk membuka aib. HAHAHA. Baiklah. Ya, walau sebenernya ini nggak
malu-malu amat. Tapi tetep aja malu-maluin menurut gue.
Kejadian ini terjadi saat gue masih kelas sebelas. Tepatnya
setahun yang lalu. Saat itu, gue ada penilaian seni tari. Penilaian itu dilakukan
secara berkelompok. Jadi, satu kelas yang berisi empat puluh orang itu, dibagi
menjadi empat kelompok. Gue mendapat giliran sebagai kelompok ke tiga—eh atau
ke empat, gue agak lupa. Intinya, gue tampil.
Sebelum-sebelum tampil, karena gue sangat-sangat-sangat
gumoh sama pelajaran tari karena sesuatu hal, gue—dan temen-temen gue—nggak
pernah latihan. Pernah sih. Tapi cuma beberapa kali doang.
Jadi, tari kali ini harus menampilkan semacam tarian yang
ada kisahnya, lalu dicampur dengan tari modern. Dan, kami disuruh menari selama
dua puluh menit. DUA PULUH MENIT. Kami bingung. Ini disuruh nari atau
pementasan drama sih? Lama sekali. Jika saja dia bukan guru mungkin gue udah—stop,
nggak baik menghina guru—oke, skip saja
bagian ini keburu gue jadi emosi.
Akhirnya, kami berhasil menarikan tarian dengan baik.
Tapi, itu berjalan saat tiga belas menit awal—akhirnya kami
memutuskan hanya menari lima belas menit, kalau tidak salah. Tiga menit
terakhir, kacau.
Tarian tiga menit itu susah sekali. Dan, kami baru latihan itu
waktu sore sebelum menari. Nekat,kan? Dan hasilnya? HANCUR.
Yang memalukan adalah, kami ditonton oleh banyak orang. Lalu
yang terjadi apa? Kami seperti orang aneh yang sedang menggerak-gerakkan tubuh
di atas panggung. Rasanya malu. Parahnya lagi, guru tari kami geleng-geleng
kepala dan ekspresinya itu seperti
“INI BOCAH LAGI PADA NGAPAIN DAH MASA KAYA GINI DISEBUT
TARIAN?”
Yah, kira-kira seperti itu. Gue blank karena banyak yang ngelihatin. Nggak fokus. Dan nggak ngerti
juga tariannya jadi ngawur abis. Formasi ancur. Kami cuma tukar-tukar formasi
yang tidak jelas. Malu sekali rasanya.
Seharusnya, kami tidak perlu memaksakan menari tiga menit
itu. Jika saja begitu, mungkin semua akan lebih baik.
Jika saja kami sedang dalam pertunjukan, kami mungkin sudah
dilempari telur.
0 komentar:
Post a Comment