Cast: Chanyeol. Suho,
Sehun, Baekhyun | Friendship | General
Sudah setahun—jika aku tak salah
hitung—aku berada di sini. Bosan rasanya. Aku sendirian.
Sebenarnya tidak sendirian juga, sih. Di seberang sana, banyak sekali
yang bernasib sama denganku. Tapi aku
malas berbincang dengan mereka. Kebanyakan dari mereka adalah penghuni lama
yang lebih memilih diam daripada membuang waktu untuk berbicara dengan penghuni
baru sepertiku. Tapi biarlah. Toh, aku masih bisa hidup walau tidak berbicara
dengan mereka.
Aku juga masih bisa mengatasi
rasa bosanku dengan melihat manusia-manusia yang silih berganti mengunjungi
tempat ini. Ada yang berteriak gembira, ada pula yang menangis sesenggukan. Ada
pula yang menangis sembari tersenyum bahagia.
Sungguh, Aku tidak mengerti
dengan para manusia itu. Bagaimana bisa mereka bahagia dan sedih dalam waktu
bersamaan?
Omong-omong, aku sedang
dikunjungi oleh manusia. Ada dua manusia di hadapanku sekarang. Satunya
bertubuh tinggi, satunya tidak. Satunya berambut merah, satunya berambut
abu-abu. Dan yang berambut merahlah yang
paling aneh.
Dia yang paling sering
mengunjungiku. Dua hari yang lalu—kalau aku tidak salah hitung. Kau tahu, aku
paling payah dalam hal menghitung hari—dia datang ke sini dengan lelaki yang
tingginya hampir sama dengannya. Namanya—
sebentar, aku sedikit lupa dengan
namanya.
Aha! Oh Sehun. Mereka berdua memberikanku bunga. Dan
mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Hah.
Aku bahkan lupa kapan aku lahir. Kemarin—maksudku dua hari lalu—si rambut merah
mengatakan bahwa aku setahun lebih tua darinya. Di kalimat selanjutnya, ia
mengatakan bahwa aku tidak usah khawatir karena beberapa bulan lagi dia akan
menyusul umurku.
Lalu, Sehun. Dia mengatakan bahwa
aku terpaut tiga tahun lebih tua darinya.
Jadi, sebenarnya umurku berapa?
Ah, seandainya saja aku bisa bertanya.
Suara berdeham yang ditimbulkan
oleh lelaki berambut merah itu menyadarkan lamunanku.
“Tidakkah ini menggelikan? Aku
merindukanmu,” ucap si rambut merah. Ia terkekeh tapi air matanya mengalir.
Kalau tidak salah sih, namanya Chanyeol.
Tunggu, tadi kau bilang apa?
Rindu? Kenapa kau tidak membebaskanku saja? Membawaku pulang, lalu memeliharaku
di rumah. Kau bisa dengan puas memandangiku. Dengan begitu, kau tidak akan rindu
padaku lagi. Mudah, bukan?
Tapi kau harus berhati-hati ya,
Park Chanyeol. Kalau aku jatuh, bisa bahaya.
Lelaki berambut hitam—kalau tidak
salah namanya Joonmyun—menepuk-nepuk pundak Chanyeol. “Sudahlah, dengan kau
seperti ini tidak akan ada yang berubah.” Joonmyun menghembuskan napas
keras-keras, “Tidak bisakah kau seperti dulu? Di mana Park Chanyeol yang selalu
tersenyum? Di mana Park Chanyeol yang selalu jahil? Kau tidak bisa terus
seperti ini.”
Chanyeol menggeleng lemah,
“Maafkan aku Hyung, sepertinya aku
tidak bisa kembali seperti dulu lagi.”
Mereka ini membicarakan apa, sih?
Aku tidak mengerti. Lebih-lebih pada sikap Chanyeol. Ia selalu murung setiap
datang mengunjungiku. Berbeda dengan lelaki di sebelahnya. Apakah di masa
lampau—yang tidak pernah kuingat—aku membuat kesalahan pada Chanyeol?
Atau mungkin, aku melakukan
sesuatu yang membuat lelaki itu terus bersedih? Sampai membuat dia tidak bisa
ceria lagi. Ah, sepertinya aku tidak mungkin setega itu.
“Chanyeol, kau tidak bisa terus
seperti ini. Kau tahu, dia akan sedih jika melihatmu seperti ini.”
Dia? Dia siapa? Kenapa tidak
langsung menyebut nama saja, sih. Kalian membuatku penasaran, tahu.
“Kita ada di hadapannya. Dia
sedang melihatmu sekarang.” Joonmyun yang sejak tadi memandang Chanyeol, mengalihkan
pandangannya padaku. Ia tersenyum, “Maafkan aku, tidak bisa membuat temanmu
kembali seperti dulu.”
Teman? Teman siapa? Sungguh, dua
manusia ini membuatku semakin bingung.
“Kau tidak tahu perasaanku, Hyung! Kau bisa dengan mudahnya
mengatakan padaku untuk kembali seperti dulu! Itu sangat sulit, Hyung! Karena kau tidak tahu bagaimana
rasanya berada di posisiku!” Chanyeol sedikit berteriak.
“Aku tahu. Aku tahu persis.
Tidakkah kau sadar bahwa aku juga temannya? Tidakkah kau sadar bahwa bukan
hanya kau yang kehilangan? Aku juga temannya! Aku juga merasa kehilangan Byun
Baekhyun, asal kau tahu.” Joonmyun meninggalkan Chanyeol yang mematung.
Tunggu, Byun Baekhyun kan nama
yang tercantum di tubuhku? Jadi, selama ini mereka berbicara dengan abu yang
ada di dalam tubuhku?
Fin
Yaampun maaf banget menistakan baekhyun:")
0 komentar:
Post a Comment