[Fanfiction] Z for Zombie

Image result for eunha jungkook moodboard





“Kau yakin bisa melakukannya?” tanya Jungkook menatap Eunha ragu-ragu. Lelaki itu menatap Eunha dengan khawatir, sementara gadis di hadapannya itu mengangguk mantap.

“Kau bisa menggunakan senjatamu, kan?” tanya Jungkook lagi.

Senjata yang dimaksud olehnya adalah sebuah pistol yang digenggam oleh Eunha. Pistol yang berisi vaksin dan dapat menyembuhkan penyakit zombie. Jangan tanya Jungkook soal bagaimana cara membuat vaksin tersebut karena ia tidak tahu. Itu bukan tugasnya. Itu adalah tugas para ilmuan yang bekerja siang dan malam di laboraturium.

Tugas Jungkook adalah langsung terjun ke lapangan. Membasmi virus zombie yang sudah seminggu ini menyebar dengan pesatnya.

“Iya, aku bisa. Kau jangan meragukanku, oke?” Eunha terlihat mantap. Tapi Jungkook sangat ragu-ragu. Pasalnya, hari ini adalah hari pertama Eunha menjadi partnernya, sekaligus hari pertama Eunha menjalankan tugasnya. Bagaimana ia tidak ragu?

“Ayolah, Jungkook. Kalau kita tidak berpencar bagaimana para zombie bisa lebih cepat dibasmi?” tanya Eunha. “Lagipula tempat ini tidak terlalu berbahaya.”

Jungkook masih diam.

“Aku sudah menggunakan baju pelindung. Jadi akan aman, oke?”

Jungkook akhirnya mengangguk. Mereka memutuskan untuk berpencar. “Kau lantai dua dan tiga. Aku basement dan lantai satu.” Jungkook memberi perintah. Eunha mengangguk dengan semangat.

Mereka kemudian benar-benar berpencar. Eunha berjalan dengan pelan sembari memandangi sekitar—siap siaga jika tiba-tiba ada zombie menyerang, ia tidak habis pikir bahwa pusat perbelanjaan yang biasanya ramai penuh dengan orang berlalu lalang. Kini sepi sekali. Barang-barang yang biasanya tertata rapi di stan-stan, kini berhamburan ke mana-mana. Mulai dari baju, buku, sepatu, dan banyak barang-barang lain berserakan di mana-mana.

Ck, semua ini ulah zombie zombie aneh itu.

Kalau saja ini hari yang normal, maka orang-orang akan berusaha untuk mencuri barang-barang tersebut. Yah bagaimanapun meskipun berantakan, barang di pusat perbelanjaan masih sangat layak pakai—walau beberapa ada yang rusak, sih.

Tapi syukurlah orang-orang tidak melakukan itu. Mereka sepertinya masih bisa berpikir normal, dan lebih menyayangi nyawa dibanding harta.

Brak!

Eunha terlonjak, ia langsung menoleh dan menemukan ada zombie yang baru saja menjatuhkan rak. Dengan gesit, Eunha langsung mengarahkan pistolnya pada zombie tersebut dan menembakkan pelurunya. Tapi bukannya mengenai zombie  tersebut, peluru itu justru mengenai dinding di sampingnya.

Sial. Salah sasaran.

Eunha mencoba lagi, lagi, dan lagi sampai akhirnya pada peluru ke empat ia tidak meleset dan berhasil menembak zombie tersebut. Terlalu fokus pada satu zombie membuat gadis itu tidak sadar bahwa sedari tadi ia diperhatikan oleh beberapa pasang mata yang sedang sembunyi.

Syukurlah aku berhasil.

Eunha bernapas lega.

Hei. Hei. Jung Eunha!” teriak suara dari seberang sana.

Jawab aku! Kau masih hidup kan?

“Tenang saja. Semua aman, kok.” Kata Eunha tenang.

Kau yakin?” tanya Jungkook meragu.

“Tentu sa—“ “AAAAA” Eunha menjerit.

Tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menarik baju pelindungnya. Oke, ralat tidak hanya sebuah, tapi ada dua buah. Eunha merasakan ada tarikan di kanan kirinya. Gadis itu berusaha dengan sekuat tenaga untuk melepaskan tarikan itu, tapi tidak berhasil. musuhnya terlalu kuat. Bahkan kini ada zombie  yang tiba-tiba muncul di depannya, dengan tangan yang menempel pada pelindung kepalanya. Zombie itu mendorong Eunha dengan sekuat tenaga, sampai membuat gadis itu jatuh ke belakang.

Sepertinya aku akan mati.

Eunha, Eunha!” Eunha bisa mendengar suara di seberang sana, tapi ia tidak cukup mampu untuk membalasnya. Ia masih berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari cengkraman tiga zombie sialan ini. Gadis itu akhirnya sembarang menarik pelatuk, yang tentu saja tidak membuat perubahan apa pun karena pelurunya hanya mengenai atap, bukannya zombie di depannya itu.

Gadis itu berusaha menggerakan tangannya, mencoba agar bisa menembak zombie di depannya. Tapi sayang sekali, tenaga Eunha tidak sekuat itu. Baju pelindungnya sudah terburu sobek karena ditarik dari segala arah.

Sial sudah.

Kini ia merasakan ada sesuatu yang menggigit tangannya.

“GAME OVER!”

“SIALAN!” Jungkook mengumpat dari bilik sebelah. Lelaki itu berdiri agar bisa melihat Eunha dengan jelas.

Sang gadis hanya meringis, sambil menunjukkan peace sign.

Jungkook berdecak, “Sudah kubilang kan jangan jauh-jauh. Baru juga berapa menit.” Keluh  Jungkook kesal.

“Ya maaf! Aku kan baru main pertama kali! Memangnya kau waktu pertama kali bermain langsung jadi ahli?” protes Eunha.

“Tentu saja! Aku kan Jeon Jungkook.”

Eunha mencibir. “Sudahlah, ayo kita makan saja. Aku lapar.”

“Makan saja sendiri. Aku masih mau main.”

“Baiklah, padahal aku berniat untuk menraktir.”

Jungkook berdeham, “Tiba-tiba aku merasa lapar. Ayo makan saja!”

0 komentar:

Post a Comment