Sebenernya, aku nggak berniat buat nulis yang terakhir. Tapi, karena aku udah ikut selama sembilan hari, rasanya nggak elegan banget kalau aku kabur dari hari yang ke sepuluh. Oke, ini mungkin udah terlambat satu hari. Tapi yaudahlahya, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Ya, meskipun yang paling baik itu tepat waktu sih.
Apa yang kalian pikirkan setelah melihat gambar di atas?
Earphone?
Musik?
Hal yang menyenangkan?
Kalau aku sih, lihat benda itu bawaanya jadi keinget sama tantangan ini. Hal yang nggak akan aku ulangi. Kok bisa?
Jadi, ceritanya gini. Aku itu kecanduan banget sama yang namanya musik. Jadi, kalau tidur--kecuali dalam keadaan ngantuk banget--aku harus dengerin musik. Yah, karena aku nggak mau mengganggu tidur orang rumah, maka aku memasang earphone di telinga.
Sialnya, waktu itu aku lupa sesuatu.
Jadi, aku belum bikin playlist. Yah, lagunya muter acak gitu.
Ya nggak masalah sih sebenernya.
Yang jadi masalah adalah, lagu dalam ponselku itu jumlahnya ratusan. Hampir tiga ratus kayaknya. Banyak banget nggak sih? Jadi, lagu itu keputer terus selama aku tidur. SELAMA TIDUR. Pas aku bangun, earphone itu masih terpasang di telinga.
Untung aja, aku kebangun tengah malem. Seenggaknya, nggak tidur sampai pagi, lah. Serius, itu kuping rasanya sakiiiit banget. Bener-bener sakit. Gara-gara itu, aku sampai beberapa hari nggak berani dengerin musik pake earphone.
Tapi sekarang udah berani lagi. HEHE.
Ya cuma kalau dengerin musik pake earphone pas mau tidur, nggak lagi-lagi deh. Kapok. Cukup sekali. Nggak perlu sampai berulang kali.
#KampusFIksi 10 Days Writing Challenge;Hal yang Tidak akan Diulangi
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 komentar:
Post a Comment