Aku Menyukainya

Aku tidak tahu sejak kapan aku mengaguminya. Perasaan itu tiba-tiba saja muncul di dalam hati. Tumbuh dengan sendirinya. Seperti rumput liar yang tumbuh di lahan kosong. Aku menyukainya. Aku juga tidak mengerti aku menyukai apanya. Dia tidak begitu tampan, suaranya tidak begitu bagus.

Kadang aku bertanya-tanya, aku menyukainya, dari sisi mana? Aku bahkan baru beberapa kali bertegur sapa dengannya. Ya, baru tiga atau empat kalilah. Terlalu dini untuk mengatakan bahwa kami adalah dua individu yang ‘dekat’.

Mungkin kami memang dekat, tapi hanya dalam dunia maya. Entahlah, aku juga tidak tahu. Atau jangan-jangan, aku hanya mengagumi sosoknya ketika dia berada di dunia maya? Tapi sepertinya tidak. Kau tahu, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya ketika aku melihat sosoknya dari kejauhan.

Melihatnya dari kejauhan saja sudah cukup membuat jantungku berdetak kencang. Saat berbicara dengannya? Tentu saja jantungku berdetak lebih kencang. Aku menyukainya mungkin. Tapi, apa dia menyukaiku?

Pernah sekali, aku menanyakan padanya apakah dia menyukai seorang perempuan? Tapi ia menjawabnya tidak. Baiklah, mungkin ini hanya perasaan sepihak. Aku tidak peduli. Aku menyukainya. Dan, dengan melihatnya saja sudah membuatku bahagia. Jangankan melihat, berkirim pesan dengannya saja sudah membuatku bahagia.

Bahagia? Apa benar dengan hanya begitu aku bahagia? Senyum-senyum sendiri dengan hati berdebar apa itu bisa disebut bahagia? Pipi berubah menjadi merah merona, apa itu bisa disebut bahagia? Iya, itulah apa yang aku rasakan saat ini.

Entahlah, tiba-tiba saja perasaan itu datang. Aku juga tidak menyangka akan menyukai orang seperti dia. Mungkin, kami memiliki banyak kecocokan. Kami yang sama-sama suka baca buku, kami yang sama-sama suka anime, kami yang sama-sama memainkan game yang sama, kami sekolah di tempat yang sama.

Apakah terlalu dini untuk mengatakan bahwa aku menyukainya? Sepertinya tidak. Karena aku hanya suka. Bukan cinta. Aku dan dia baru kenal dua bulan, mungkin.