Abstrak

aku mencintai dia. dia juga mencintaiku. kami berpacaran. yah, sesuatu yang indah. ah, tapi semua itu tak berjalan lama. baru seminggu kami berpacaran, aku melihat dia di sebuah kafe. peristiwa tanpa sengaja. aku hanya sedang berjalan - jalan sendiri. seperti yang kalian pikirkan, dia bersama wanita lain. wanita yang tak asing bagiku, tapi wanita itu bukan sahabatku. hmm, wanita itu adalah kakakku sendiri. ya, kakakku sendiri. Ini gila! seorang yang amat amat aku sayang menghianatiku. dan mereka berdua dengan tanpa dosa tertawa - tawa dalam satu meja. aku tak habis pikir, mengapa kakakku tega melakukan ini semua. dan kenapa, kenapa dia tega? apakah dia hanya pura - pura mencintaiku? entahlah, tak jelas. aku benar - benar tak bisa berkata - kata. tak bisa menghampiri mereka. hatiku terlalu sakit untuk bertemu kakakku sendiri. hatiku terlalu remuk untuk tetap berlama - lama disini. aku hanya bisa menangis, berlari mencari taksi dan pulang. tak peduli apa yang terjadi setelah itu. untuk apa aku peduli? mereka saja tidak mempedulikanku.
***
"Halo dek" suara itu terdengar diiringi dengan langkah kaki.
aku pura pura tak peduli. aku pura pura tak mendengar perkataanya. aku berusaha tak mngalihkan pandanganku. terlalu sakit rasanya, melihat seorang kakak yang menghianati adiknya sendiri. ini lebih sakit, dibandingkan dengan sahabat yang menghianati sahabatnya. ini beda, dia kakakku, kami satu darah. ta,tapi kenapa? kakak setega itu? kenapa? apakah hanya ada satu lelaki di dunia ini? sampai - sampai kakak merebut pacar adiknya sendiri? sungguh, sesuatu yang gila. sesuatu yang tak dapat kumengerti. ini abstrak. seperti perasaanku saat ini. aku tak tau harus berbuat apa. aku tak bisa melupakan kejadian tadi. tak bisa secepat ini. aku juga tak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. apa aku harus memutuskan dia? dan memaafkan kakakku begitu saja? itu sulit. sangat sulit. baiklah, mungkin itu pilihan terbaik. yah,, paling baik. tapi, aku tak mau bertemu kakakku. setidaknya, untuk beberapa hari kedepan.
"kak, aku lagi sibuk" ucapku cuek.
"oke" dia pergi meninggalkanku. pergi tanpa dosa.
aku menangis. lagi. aku benar benar seperti orang bingung. oke, aku harus move on. move on. yah, mungkin semua ini berat. tapi inilah yang harus kulakukan. aku harus secepatnya memutuskan dia. secepatnya.

0 komentar:

Post a Comment